SINTAKSIS

Sintaksis merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari masalah kata dan proses pembentukan. untuk memahami sintaksis bahasa Kawi maka harus dapat memahami frase bahasa Kawi, Klausa dalam bahasa Kawi dan Kalimat dalam bahasa Kawi.

1.Frase Bahas Kawi

Frase dalam bahasa Kawi adalah satuan gramatikal atas dua kata atau lebih sebagai unsurnya.

Dilihat dari tipenya frase dalam bahasa Kawi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Tipe Konstruksi Endosentris terbagi menjadi bagian yang lebih kecil yaitu tipe konstruksi endosentrik yang atributif, tipe konstruksi eksosentrik yang koordinatif, dan tipe konstruksi endosentrik yang apositif

b. Tipe Konstruksi Eksosentrik terbagi menjadi tipe konstruksi eksosentrik yang objektif, tipe konstruksi yang direktif dan tipe konstruksi yang prediktif.

2. Klausa Bahasa Kawi

Klausa adalah Satuan gramatikal yang terdiri atas kata atau frase sebagai unsurnya yang secara fungsional memiliki subjek dan predikat, serta merupakan bagian dari sebuah kalimat yang diakhiri oleh intonasi nonformal. ditinjau dari sudut fungsi sintaksisnya, klausa bahasa Kawi memiliki pola dasar subjek – predikat disebut dengan istilah klausa inversi. sedangkan jika dilihat dari kelas kata sebagai unsurnya, bahasa kawi memiliki pola nominal-ajektival, dan ajektival- nominal.

Dilihat dari kelas kata sebagai predikatnya, klausa bahasa Kawi dapat digolongkan menjadi:

a. Klausa Nominal

Klausa nominal ialah klausa yang predikatnya berasal dari kelas kata nominal yang meliputi kata benda, kata ganti, dan kata bilangan.

b. Klausa ajektival

Klausa ajektival adalah ialah klausa yang predikatnya berasal dari kelas kata ajektival, yang meliputi kata kerja dan kata sifat.

selanjutnya berdasarkan sudut kemungkinan predikatnya memiliki objek atau tidak, maka klausa bahasa Kawi dapat dibedakan menjadi:

a. Klausa transitif

Klausa transitif ialah klausa yang predikatnya memiliki objek

Contoh

Sira mabusanăditya kundela

Beliau menggunakan anting-anting matahari

Manganugrahi ta sira śăstra siddhi

Beliau menganugrahi ilmu yang sempurna

b. Klausa intransitif

Klausa instransitif ialah klausa yang predikatnya tidak memiliki objek

Contoh

Sumahur Mahărăja posya

Maharaja Posya menjawab

Mahărăja Duśwanta saraga

Maharaja Duswanta bernafsu

3. Kalimat Bahasa Kawi

Kalimat adalah bentuk linguistik yang diakhiri oleh intonasi final atau intonasi akhir selesai.

Berdasarkan intonasi kalimat dalam bahasa Kawi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Kalimat Berita

Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita pada umumnya berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang.

Contoh:

Hana sira ratu Sang Mahăbhiîma ngaranira

Ada seorang raja namanya Mahabhima.

b. Kalimat Perintah

Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat perintah mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak bicara.

Contoh

Mangkana pawêkas Sang Sawitrî ri sira

Demikian pesan Sang Sawitri kepadanya.

c. Kalimat Tanya

Kalimat tanya umumnya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. kalimat tanya mmeiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat berita. Jika pada kalimat berita pada nada akhir berintonasi turun, sedangkan pada kalimat tanya pada nada akhir berintonasi naik.

Contoh

Apa donmu datêng marêngke

Apa tujuanmu datang kemari

Berdasarkan banyaknya klausa yang menjadi unsur kalimat dalam bahasa Kawi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat sederhana yang terdiri atas satu klausa.

Contoh

Sumahur Sang Jaratkaru

Jawab sang Jaratkaru

b. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Dalam bahasa Kawi kalimat majemuk dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang salah satu kalimatnya merupakan bagian dari klausa yang lainnya.

Contoh

Malit ahirêng, abang matanya

kecil hitam (badanya), merah matanya

2) Kalimat Majemuk Tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara merupakan kalimat yang antara klausanya tidak merupakan bagian dari klausa yang sebelumnya.

Contoh.

Huwus pwa siddhi mantra, mahas ta sireng sarwaloka

Sesudah itu tamat akan segala mantra, ia diperbolehkan memasuki segala tempat.