Morfologi bahasa Kawi adalah bagian dari tata bahasa Kawi yang membicarakan seluk beluk bentuk kata. untuk dapat memahami morfologi bahasa Kawi maka perlu diperhatikan dengan baik mengenai; 1) kata dan jenis kata bahasa Kawi, 2) Jenis imbuhan (Afiks), dan 3) Kata Ulang dalam bahasa Kawi.

1. Jenis-Jenis Kata

a. Kata Benda

  1. Mrga = binatang
  2. Wrksa = pohon
  3. Ratu = raja
  4. Watu = batu
  5. Pari = padi
  6. Wre = kera
  7. Adri = gunung
  8. Sisya = murid
  9. Panah = panah
  10. Phala = buah
  11. Gunung = gunung

b. Kata Kerja

  1. Magawe = bekerja
  2. Maburu = berburu
  3. Katon = terlihat
  4. Mangan = makan
  5. Amati= membunuh
  6. Mayudha = berperang
  7. Angraksa = menjaga
  8. Atakwan = bertanya
  9. Maweh = memberi
  10. Umawa = membawa
  11. Umwat = menyerahkan
  12. Amariksa = menguji
  13. Malaku = berjalan
  14. Manonton = melihat

c. Kata Sifat

  1. Magong = besar
  2. Kweh = banyak
  3. Sweta = putih
  4. Tiksna = tajam
  5. Kingking = sedih
  6. Uttama = utama
  7. Krodha = marah
  8. Harsa = senang
  9. Dhira = berani
  10. Panes = panas
  11. Bhakti = setia
  12. Wrat = berat
  13. Wedi = takut

d. Kata Ganti Milik

1) Orang pertama

a) aku, ngaku (dari kata aku)

b) Mami (dari kta kami)

2) Orang kedua

a) Mu (dari kata kamu)

b) Nyu (dari kata kanyu)

c) Ta, nta (dari kata kita)

3) Orang ketiga

a) ya, nya (dari kata ya)

b) Nira, ira (dari kata sira)

e. Kata Ganti Tunjuk

  1. Iki = ini,  sekarang
  2. Ike = ini, sekarang
  3. Iku = itu
  4. Iko = itu
  5. Ika = itu, dahulu, tadi
  6. Ikana = itu, dahulu, tadi
  7. Nihan = inilah, beginilah, disinilah
  8. Nahan = itulah, begitulah atau disanalah
  9. Ngke = sinii, sekarang ini, disini
  10. Ngka = sana, di sana, demikian
  11. Ngkana = sana, disana,demikian
  12. Mangke = sekarang, pada saat ini, demikian
  13. Mangko = sekarang, demikian
  14. Mangka = demikian, begitu
  15. Mangkana = demikian, begitu
  16. Samangkana = waktu itu, ketika itu, sebanyak itu, sebesar itu
  17. Kumwa = demikian
  18. Kwa = demikian

f. Kata Ganti Hubung

  1. Ikang = yang
  2. Anung = halnya
  3. Sing = apa saja

g. Kata Ganti Tak Tentu

  1. Asing = papun, setiap
  2. Sira = seseorang
  3. Anu = sesuatu
  4. Bari=bari = apa-apa

h. Kata Ganti Tanya

  1. Apa = apa
  2. Aparan = apa
  3. Ndi = dimana
  4. Mapa = mengapa
  5. Pira = berapa

i. Kata Bilangan

  1. 1 = tunggallu
  2. 2 = rwa
  3. 3 = telu
  4. 4 = pat
  5. 5 = lima
  6. 6 = nem
  7. 7 = pitu
  8. 8 = wwalu
  9. 9 = sanga
  10. 10 = sapulu
  11. 11 = sawelas
  12. 12 = rwa welas
  13. 13 = tiga welas
  14. 100 = atus
  15. 1000 = iwu

2. Kata Berimbuhan

a. Awalan

Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang diletakkan di depan bentuk dasar (pangkal). Yang termasuk awalan dalam bahasa Kawi adalah : a-, an-, ma-, man-, pa-, pan-, sa-, ka-, maka-, pinaka-, nir-, pari-, pi-, su-, ping-, mana-, swa-, ra-, dur-, dan wi-.

b. Sisipan

Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar atau morfem pangkal. Yang termasuk sisipan dalam bahasa Kawi adalah : -in-, -um-, -er-, dan -el-. Di antara sisipan tersebut yang paling banyak digunakan dalam bahasa Kawi adalah sisipan -in- dan -um-. Untuk sisipan -er- dan -el- jarang sekali dipakai dalam tata bahasa Kawi

c. Akhiran

Akhiran atau sufiks adalah imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar. Yang termasuk akhirran dalam bahasa Kawi adalah akhiran : -a, -e, -an, -akën, -i, -ka, -man, -wan dan –wati.

d. Imbuhan Gabung

Imbuhan gabung adalah imbuhan yang merupakan gabungan antara dua buah imbuhan atau lebih, yang dibubuhkan pada morfem dasar tidak bersamaan. Imbuhan gabung dalam bahasa Kawi antara lain : (um + a), (um + akën), (in + akën), (in + an), (ma + akën).

c. Konfiks

Konfiks adalah suatu imbuhan yang melekat secara bersama-sama antara awalan dan akhiran pada kata dasar. Konfiks dalam bahasa Kawi : (ka + an) dan (pa + an).

3. Kata Ulang

Dalam bahasa Kawi tidak terlalu banyak macam pengulangan. Adapun proses pengulangan kata dalam bahasa Kawi di antaranya :

a. Kala Ulang Murni

Kata ulang ini adalah bentuk utuh morfem dasar yang diulang sehingga menghasilkan kata ulang murni. Secara tradisional kata ulang ini dinamakan ‚dwisama lingga‛.

Contoh : kina-kina (sangat kuno), kral-kral (sangat kuat), ila-ila (sangat berpantang).

b. Kata Ulang Dwi Purwa

Kata ulang dwi purwa adalah kata ulang sebagian di mana diadakan pengulangan pada suku pertama bentuk dasarnya. Pendwipurwaan di sini sekaligus dibubuhi akhiran -an dan tanpa dibubuhi akhiran -an.

1) Kata ulang dwi purwa tanpa akhiran -an, misalnya : gegecok (lauk), tutunggal (satu)

2) Kata ulang dwi purwa dengan akhiran –an, misalnya : gegedahan (biru muda), gegeperan (bergetar).

c. Kata Ulang Berimbuhan

Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang telah mengalami proses afiksasi mungkin berupa awalan, sisipan, akhiran dan konfiks.

1) Kata ulang berawalan, contoh : aburu-buru (berburu-buru), aturu-turu (tidur terus-menerus)

2) Kata ulang bersisipan, contoh : gumuyu-muyu (tertawa-tawa), tinuna-tuna (terputus-putus)

3) Kata ulang berakhiran, contoh : ayam-ayaman (seperti ayam), gurung-gurungan (kerongkongan).

d. Kata Ulang Berlawanan dan Berakhiran

Dilihat dari proses pembubuhan imbuhannya, kata ulang berawalan dan berakhiran mempunyai kemungkinan awalannya terlebih dahulu melekat atau akhirannya lebih dahulu melekat. Karenanya kata ulang bentuk ini dibedakan sebagai berikut :

1) Kata ulang berawalan dahulu, baru dibubuhi akhiran. Misalnya : maguling-gulingan, maharëp-harëpan.

2) Kata ulang berakhiran dahulu, baru dibubuhi awalan. Misalnya : apasang-pasangan, makeral-keralan.