
📖 Pengertian dan Bentuk Kesusastraan Kawi
1. Kesusastraan
Kata kesusastraan tidak lepas dari kata sastra, secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu śāstra yang berarti ilmu pengetahuan, saran, aturan, ajaran. Rene welek dan Austin Warren dalam bukunya yang berjudul “Teori Kesusastraan”, menyatakan bahwa sastra adalah kegiatan kreatif, sebuah karya seni. sebagai sebuah karya seni sastra sastra adalah sebuah karya imajinatif. Sedangkan Drs. Wayan Jendra dalam bukunya berjudul “Pengantar Ringkas Kesusastraan Jawa Kuno dan Linguistik sebagai Ilmu Bantu” menyebutkan bahwa kata Kesusastraan yang berarti kumpulan atau unsur susastra. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesussatraan Kawi adalah sebuah karya sastra atau kumpulan karya sastra yang merupakan sebuah karya seni yang berupa ilmu pengetahuan, saran, anjuran atau ajakan yang menggunakan bahasa Kawi.
2. Bentuk Kesusastraan Kawi
Ditinjau dari bentuknya, kesusastraan Kawi dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu:
a. Kesusastraan Kawi berbentuk Puisi
Kesusastraan Kawi yang berbentuk puisi dikenal dengan nama Kakawin. ditinjau dari struktur formalnya, kekawin menurut pembentukannya terikat oleh metrum, bait, dan pupuh. Sementara menurut struktur komposisinya pada umumnya terdiri dari menggala, corpus dan epilog.

✨ Metrum kakawin berpedoman pada guru-laghu dan wretta mantra. Guru laghu adalah panjang pendek, berat ringan, tinggi rendahnya, beralun tidaknya suara dalam membaca satu bait kakawin. Adapun suara atau suku kata yang tergolong guru laghu adalah:
1) vokal dirgha (panjang): ā, ī, ū
2) Vokal rangkep: e, o, ő, ai
3) Suku kata yang diikuti oleh rangkap konsonan y, w, r, Contoh: dibya, rakwa, cakra (suku kata yang dicetak tebal adalah guru)
4) Suku kata tertutup dan atau suku kata yang diakhiri oleh konsonan yang diikuti oleh suku kata yang diawali oleh konsonan pula, kecuali suku kata terakhir dari baris puisi bersangkutan. contoh: kangka, tan kāma, tan yasa (suku kata yang dicetak tebal adalah guru).
✨ Wreta-matra adalah banyak bilangan (suku kata) dan komposisi guru laghu pada satu baris satu bait kakawin. fungsi wreta matra adalah sebagai pedoman yang menetukan bentuk, nada (wirama) dan nama metrum kakawin
✨ Satu baik kakawin umunya terdiri dari 4 baris, kecuali bait yang disebut rahi tiga atau utgata wisama yang terdiri dari 3 baris.
✨ Pupuh dalam kakawin adalah kumpulan bait dalam satu metrum atau lebih.
✨ Manggala adalah bait-bait bagian awal sebuah kakawin yang pada umunya berisikan tentang:
1) Seruan kepada dewa yang dipuja
2) Pujian kepada raja-raja pelindung
3) Perendahan diri sang kawi
✨Corpus adalah bait-bait yang merupakan bagan isi atau pokok cerita dari seluruh teks kakawin (isi teks umunya bersifat naratif atau berkisah namun adapula yang tidak mengandung kisah seperti kakawin niticastra).1
✨Epilog adalah bagian akhir sebuah kakawin, epilog dalam sebuah kakawin berisikan:
1) hal ihwal penulisan kakawin
2) penyebutan raja pelindung sang kawi
3) perendahan diri atau permintaan maaf sang kawi
4) nama sang kawi (lebih sering nama samaran)
5) tahun digubahnya kakawin tersebut. Pi
Pilih Kakawin untuk mulai mendengarkan:
b. Kesusastraan Kawi berbentuk Prosa
Prosa kesusastraan Kawi selain disebut sebagai parwa juga disebut dengan istilah guncaran. karya sastra prosa jika ditinjau dari struktur dan isinya dapat digolongkan dalam jenis prosa naratif yang strukturnya sederhana, jernih dan teratur.