Secara etimologis fonologi berasal dari dua kata Latin yaitu phone yang berarti ‚bunyi‛ dan logos yang berarti ilmu. Jadi fonologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu. Fonologi juga merupakan bagian terkecil dari tata bahasa. Fonologi bahasa Kawi yang dikenal sekarang hanyalah dari bahan-bahan tertulis. Oleh karena itu, fonologi bahasa Kawi secara positif tidak diketahui bagaimana ucapan kata-katanya atau ucapan kalimat bahasa kawi tersebut hal ini dirasa wajar karena bahasa Kawi merupakan bahasa dokumenter.

Audio Fonologi
  1. Sistem Ejaan Bahasa Kawi

Dalam bahasa Kawi terdapat sistem ejaan, dimana segala macam lambang untuk menuliskan bahasa disebut sebagai huruf atau aksara. Secara otomatis, huruf atau aksara itu merupakan lambang atau gambaran dari bunyi. Sedangkan rentetan dari beberapa huruf disebut sebagai abjad.

Sistem Ejaan Bahasa Kawi

Ejaan fonem bahasa Kawi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

  1. Ejaan fonem vokal (aksara swara)

Ejaan fonem vokal dalam bahasa Kawi dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Vokal pendek (swara hrêswa)

2) Vokal Panjang (swara dirga)

b. Ejaan fonem konsonan (aksara wyanjana)

Ejaan fonem konsonan bahasa Kawi dapat dibagi menjadi lima warga, yaitu:

  1. Aksara Kantya (huruf kerongkongan)
  2. Aksara Talawya (hururf langit-langit)
  3. Aksara Murdanya (huruf lidah)
  4. Aksara Dantya (huruf gigi)
  5. Aksara Ostya (huruf bibir)

2. Sandhi

Audio Sandhi

Sandhi dalam bahasa Sanskerta berarti ‚’ sambungan’ atau ‘hubungan’. Dalam tata bahasa Kawi, yang sangat terpengaruh oleh bahasa Sanskerta, sandhi berarti menghubungkan dua buah perkataan atau lebih menjadi satu, terutama vokal-vokal pada perkataan-perkataan tersebut.

Hukum Sandhi merupakan aturan-aturan sandhi yang sudah ditetapkan atau dibakukan. Oleh karenanya sastrawan Jawa Kuno atau seorang Kawi Sastra tidak bisa seenaknya dalam menggunakan tata bahasa yang ada kaitannya dengan Sandhi tersebut. Sandhi dalam bahasa Kawi dibagi menjadi dua bagian, yaitu;

a. Sandhi dalam

Sandhi dalam adalah suatu persandian yang terjadi dalam sebuah kata akibat proses afiksasi (penambahan imbuhan)

contoh : ma +ajar = mojar

Ma + inget = menget

Rengo + en = rengon

b. Sandhi luar

Sandhi luar adalah suatu persandian yang terjadi dalam dua buah kata atau lebih, karena kata yang pertama diakhiri oleh vokal, sedangkan kata berikutnya diawali oleh vokal.

contoh: nguni + ikang = nguni kang

Nara + indra = Narendra

Raghu + uttama = raguttama

3. Hukum sandhi

Audio Hukum Sandhi

Penggabungan bunyi dalam proses sandhi memiliki hukum-hukum dan aturan tertentu. Aturan ini disebut dengan hukum sandhi. Adapun aturan-aturan dalam hukum sandhi tersebut adalah :

  1. Dua bunyi yang sama (a, i dan u) menjadu satu yang panjang (dirgha/diphtong)

Contoh:   

a + a        = ā     à       ma + ajar               = Mājar

i + i          = ī      à       pari +ikang              = parīkang

u + u        = ū     à       raghu + uttama        = raghūttama

b. Bunyi ë digabung dengan bunyi vokal yang lain, bunyi ë tersebut luluh (hilang)

a + ë        = a     à       wawa + ën    = wawan

i + ë         = i       à       wëli + ën       = wëlin

u + ë        = u     à       tuhu + ën      = tuhun

ö + ë        = ö     à       rëngö + ën    = rëngön

c. Bunyi a jika diikuti bunyi lain daripada ë menjadi :

a + u        = o     à       ma + ulah                = molah

a + i         = e     à       bhaþara + indra       = bhaþarendra

a + o. = o Paka + osadha. = pakosadha
a + e. = e. Pinaka + eka akar = pinakecakra

d. Bunyi i, u, ö dan o jika diikuti lain daripada bunyi ë menjadi :

i + a         = ya    à       ananghi + a   = ananghya

u + a        = wa   à       tuhu + a        = tuhwa

u + i         = wi    à       sihku + iriya   = sihkuwiriya

o + a        = wa   à       mangilo + a   = mangilwa

ö + a        = wa   à       karëngo + an = karëngwan